[Sewindu] Cinta itu Tentang Waktu


Judul Buku                  : Sewindu

Penulis                        : Tasaro G.K
Penerbit                       : Tiga Serangkai
Terbit                           : Cetakan pertama – Maret 2013
Ketabalan Buku           : 382 Halaman
Harga                          : Rp. 82.000,-
ISBN                            : 978-602-9212-78-5

Dimana lagi aku temui perempuan semacammu?
Tilawahmu tidaklah terlalu merdu, keimananmpu pun seolah bersandar kepadaku.
Tapi, dimana lagi aku temui perempuan seikhlasmu?
Wajahmu tak cantik melulu, masakanmu pun tidak lezat selalu.
Tapi, katakan kepadaku, dimana lagi aku jumpai perempuan seperkasamu?
Kau bahkan tidak biasa berbicara mewakili dirimu sendiri, dan acap menyampaikan isi hatimu dalam bahasa yang tak berkata-kata.
Demi Tuhan, tapi aku benar-benar tidak tahu, kemana lagi aku mencari perempuan seinspiratif dirimu?

Itulah sepenggal catatan di akun facebook Tasaro yang kemudian dimuat dalam buku ini. Sebuah pengungkapan rasa hormat dan cintanya kepada sang istri yang telah melahirkan dua buah hati dengan perjuangan yang luar biasa dan seorang istri yang begitu telaten memerankan fungsinya sebagai ibu rumah tangga.

Pada awal buku ini kita memang akan dibawa pada romantisme kehidupan tasaro diawal pernikahannya. Bagaimana seorang Tasaro memulai hidup berdua dengan sang istri ditengah kondisi keuangan mereka yang masih belum stabil, namun Tasaro begitu tertegun ketika mengetahui istrinya begitu lihai mengelola keuangan. Romantisme itu juga terjadi ketika Tasaro jatuh cinta pada cara istrinya menyetrika baju.

“Bukankah baju itu akan sangat cepat bau dan lecek lagi begitu saya memakainya seharian? Saya Tahu bagaimana menyebalkannya pekerjaan menyetrika baju. Oleh karena itu, saat saya tdak menemukan segaris gurat keterpaksaan pada wajah istri saya saat melakukan pekerjaan itu, hati saya berkaca-kaca”
“Sungguh itu tak mungkin tanpa cinta”

Saya sangat suka sekali dengan gaya bahasa dan penyampaian Tasaro dalam buku ini. Semua cerita disampaikan jujur, mengalir dan sederhana namun menyentuh. Terlihat ketika Tasaro mengungkapkan keinginnya untuk belajar agama kepada Ustad Imam. Tasaro tidak malu walau harus belajar mulai dari mengeja huruf-huruf hijaiah. Dan karena tekad nya yang kuat Tasaro pun nekat mendaftar di Fakultas syariah STAI Al-Hidayah, Bogor.

Secara garis besar buku ini terbagi atas dua bagian. Bagian pertama Tasaro lebih banyak bercerita tentang pernikahan dan keluarga besarnya. Sedangkan Bagian kedua lebih terfokus kepada kehidupannya sebagai penulis. Seperti ketika bagaimana Tasaro merintis Kampoeng Boekoe bersama tetangga-tetangganya dan lewat buku ini juga kita akan tahu bagaimana lika liku perjalanan Tasaro ketika menulis novel biografi Muhammad Lelaki Pengenggam Hujan yang pada awalnya cukup mengundang kontroversi.

Sewindu perjalanan hidup Tasaro membuat kita bukan hanya lebih mengenal pribadi Tasaro, tapi kita juga bisa belajar dari prinsip-prinsip hidup yang diambilnya dalam menjalani peran sebagai kepala rumah tangga, sebagai penulis, juga sebagai bagian dari masyarakat disekitarnya.

Jika disuruh menilai kekurangan pada buku ini mungkin saya akan lebih menilai dari harganya yang lumayan mahal. Namun semua itu sepadan jika dilihat dari cover, kualitas kertas dan ilustrasi yang ada pada setiap cerita.

Happy Reading ^_^

#31HariBerbagiBacaan

 

5 respons untuk ‘[Sewindu] Cinta itu Tentang Waktu

Tinggalkan komentar