Melakukan kesalahan didepan umum ataupun hal memalukan lainnya adalah hal yang bisa membuat saya memohon untuk tenggelam dalam bumi saat itu juga. Ditambah dengan muka merah padam, tertunduk dan pasrah dalam rasa malu. Senyum pun agak miring. Ah sungguh tidak mengenakkan
Begitu juga yang terjadi beberapa waktu lalu. Disebuah acara besar dimana saya yang menjadi pelakon utamanya, di arak dijalanan kampung memakai pakaian daerah, diiringi tabuhan musik tradisional. Semua warga keluar menepi ke tepi jalan melihat saya berjalan menapaki aspal yang setengah jadi. Saya mencoba tersenyum dan berjalan bak ratu sejagad. Tapak demi tapak saya jejaki dengan pelan tapi pasti walau pikiran masih belum sepenuhnya sadar dengan keadaan yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Saya tidak punya persiapan apa-apa untuk moment berjalan seperti ini, apalagi soal sepatu. Sepatu wisuda 4 tahun lalu pun masih bagus dan hanya beberapa kali pakai. Akhirnya sepatu itu menjadi pilihan saya untuk melengkapkan penampilan. Tumitnya yang tidak terlalu tinggi dengan tali temali menyilang didepan, so perfect bukan?
Ok, I’m princess now. Arak-arakan terus berjalan di menuju ujung jalan yang telah menanti dengan tarian pasambahan. Namun ditengah jalan sepatu yang saya gunakan mulai terasa aneh, ketika melihat kebawah ternyata tapaknya copot menganga sehingga ketika melangkah tapaknya melambai-melambai ikut memeriahkan suasana, dan itu terjadi pada sepatu kiri dan kanan. Owh My Godddd….saya mulai mengatur langkah, yang tadinya bak ratu sekarang berubah menjadi petani yang sedang membajak sawah untuk menghindari terjadinya hal yang lebih memalukan lagi.
Semua mata sudah pasti tertuju pada saya, dan hal yang pertama saya lakukan adalah menertawakan diri saya sendiri. Menertawakan diri sendiri ibaratnya sebagai antibodi sebelum saya jatuh mental ditertawakan orang sekampung dan saya rasa cara ini cukup ampuh HAHAHAHAHAHA… ok ok kemudian silahkan semuanya tertawa.
Pada awalnya saya mencoba mensiasati bagaimana hal memalukan tersebut tidak disadari para penonton, namun ketika telah sampai di ujung jalan dan disambut dengan tari pasambahan seorang ibu-ibu bergegas membawa sepatu ganti dan menukar sepatu saya. Ya Allahh itu didepan orang banyak. Otomatis orang-orang yang pada awalnya tidak begitu ngeh, jadi sadar benda sial apa yang telah saya bawa di kaki, but thanks ibu-ibu yang udah ganti sepatu saya.
Sayang sekali sampai saat ini saya tidak tahu kemana nasib sepatu itu, sehingga saya tidak punya dokumentasinya. Namun saya yakin peristiwa itu terekam di kamera fotografer yang mengabadikan acara tersebut.
yang sabar ya..
Mana fotonya cim ?
biar tambah rame.
fotony blum ktmu akh…ntr klo dah ktmu d edit lg 🙂
alahmak, gak kebayang gimana malunya itu
keringat dingin pastinya
hehe diusahakan jangan sampai keringetan zan,,,:P
Waaah. Untung mba Izza sudah ketawa sendiri untuk antibodi. Kebayang banget gimana itu rasanyam ba. Tapi bakalan jadi cerita kenangan yang bisa diceritskan ke anak cucu nanti ya…
iya mas dani…
kalau ingat kejadian itu rasanya pengen sembunyi dikolong tempat tdur 😆
saya sedang membayangkan …
Bagaimana Iz menyeret sepatunya … sepanjang perjalanan …
Namun … percaya sama saya … ini akan selalu menjadi cerita manis yang … yang akan selalu dikenang.
Selamat berbahagia Izz
Salam saya
sangat memalukan om hehe..dan saya pun bisa membayangkan wajah orang2 yang melihat saya antara kasihan dan nahan ketawa hehe..
terima kasih om
hormat saya ^_^
Semua orang pasti pernah mengalami hal seperti itu 🙂
Biar ada momen yg bisa dikenang kan. 😆
wah .. momen yg nggak bakalan bisa dilupakan ya Izz
Ibu yg bawa sepatu itu jeli dan perhatian juga ya…. setelah tahu sepatu Izz rusak, langsung cari penggantinya..
sbnarnya yang lain mgk juga tau pak..cuma mgk nggak tau mesti berbuat ap 😀
saya juga sebenarnya nggak tahu kejadian ini…. tapi karena diposting dan saya baca… jadinya saya tahu 😀
hehehe…jangan bilang2 yang lain ya kalau tau
ok… ok
Dr awal sy nebak apa yg bakal terjadi, kirain mau terjatuh gara2 sepatu itu.. eh ternyata sapatunya yg rusak…
Oh ya, selamat menempuh tangga kehidupan yg baru y za… semoga jd kekuarga sakinah, mawadah dn warahmah…
Saya salut dirimu masih bisa memanaj keadaan dan beruntunglah ada ibu2 baik hati di sana
🙂
karena g tau lagi harus berbuat apa kang 😆
baca cerita ini inget iklan Mentos jaman jebot yang haknya patah satu trus yang satunya sekalian dipatahin tapi jalannya tetep seperti pakai hak tinggi
Biarlah itu jadi momen yang terus teringat sepanjang masa. Dikemudian hari itu jadi nostalgia yang bikin ketawa (walau saat itu juga sudah membesarkan hati dengan ketawa).
Pasti konsentrasi hilang soalnya mikirin sepatu melulu
selamat berbahagia dulu buat Izza ya…, semoga samara..
Permisini ya, numpang ngakak…wakakakaka #tak bisa terbayangkan jika langsung menatap kejadiannya 😆
Kalau saya udah nyungsep kali ya Mbak, kalau harus ngalamin. Moral of story-nya, persiapan itu penting banget ya, harus cek n ricek banget. 😀
wah.. gak sabar mau lihat fotonya… 😀
biasanya kalau saya jadi fotografer moment seperti itu tidak akan saya sia-siakan untuk jadi sasaran bidikan kamera
memang tak jarang fotografer itu usil ya
hehehe …untung bukan mas fotografernya ya 😀 😀
itu setahun yang lalu, ketika saya masih biasa memegang kamera, tapi untuk sekarang kejelian seperti itu sudah jauh menurun, maklum lama tak diasah
nggak kangen gtu mas jepret2 lagi?
Pangerannya pasti sedang nunggang sapi. 😀
haha…. 😆