Pengalaman Operasi Caesar (2)

Menyambung cerita dari postingan sebelumnya setelah segala selang dan suntikan dipasangkan lalu saya digiring ke ruang operasi jalan kaki aja hehe. Ruanganya tidak begitu besar yang pasti dingin sekali dan disana sudah menunggu seorang laki-laki lengkap dengan pakaian biru-birunya dan mulut yang tertutup.

Setelah disuruh berbaring kemudian infus ditangan saya di utak-atik sama laki-laki tersebut, sambil ngoceh “ah maleh kalo infus macet-macet ko” (males kalo infus macet kayak gini). Lalu jarum yang ditangan juga dipencet kasar, hadew dia pikir tangan saya apaan kali ya.

Disamping itu petugas yang lain mulai sibuk menyiapkan berbagai macam alat, tangan mereka cekatan menukar ini itu. Kain-kain berwarna biru direntangkan, suntikan anastesi pun sudah dilakukan dibagian punggung. Lalu dokter bertanya apakah kaki saya sudah keram lalu menyuruh mengangkatnya untuk meyakinkan apakah biusnya sudah bekerja atau belum. Dan waktu itu saya masih bisa mengangkatnya. Sampai ketiga kalinya pun dokter tersebut bertanya saya masih menjawab dengan jawaban yang sama namun pisau itu tetap dilayangkan diperut lalu sontak saja saya kesakitan dan berteriak. “Belum pak..beluuumm” ujar saya. Lalu beberapa menit kemudian dia menggoreskan lagi disisi yang lain dan sakitnya masih terasa akhirnya saya dibius total dan tak sadarkan diri selama operasi berlangsung.

Dampak dari semua ini saya kehilangan moment IMD (inisiasi menyusui dini), dan setelah sadarpun jadi kliyengan minta ampun. Pusing dan penglihatan susah fokus, rasanya sampai dua hari pusingnya masih kerasa. Selama operasi berlangsung saya serasa berada entah dimana, pemandangannya kira-kira seperti ketika nobita dan doraemon menyusuri lorong waktu heheh.. Sesekali saya bertanya dalam hati ini dimana, apakah saya sudah mati apa belum, apa yang sedang terjadi, apa ini akhirat dan sebagainya.Ckckck….benar-benar pengalaman yang tidak terlupakan.

image

Setelah sadar, selama dua hari saya hanya tergeletak tidak berdaya. Mencoba miring kiri kanan rasanya lumayan sakit, apalagi duduk. Namun saya coba memaksakan diri karena selama dua hari itu ghifar hanya pake sufor. Kasihan sekali kan, ditambah dengan asi yang ngadat bikin saya harus membiarkan ghifar tergantung sama sufor.

Selama dua hari tersebut bius yang disuntikkan mulai meninggalkan tubuh. Sakit dan perih pada bekas operasi mulai terasa, karena tidak tahan dokter kemudian menyuntikkan obat penghilang rasa sakit dan alhamdulillah cukup membantu.

Tidak itu saja, pada hari kedua saya dilanda hipotermia. Tiba-tiba saja tubuh menggigil hebat, rasa dingin yang amat sangat menjalar diseluruh tubuh. Ketika perawat memeriksa kondisi saya dia hanya menyarankan untuk memberikan teh hangat dan selimut yang tebal tanpa memberi tahu apa penyebabnya. Hadew…
Dan saat itu saya hanya bisa memasrahkan diri dan alhamdulillah setelah kira-kira 30 menit keadaan tubuh saya kembali seperti semula. Belakangan saya baru tahu bahwa hal tersebut terjadi karena pemberian bius total sewaktu operasi, namun tidak semua pasien yang dibius total bisa mengalaminya tergantung kondisi tubuh masing-masing.

Nah…dari pengalaman tersebut saya belajar banyak hal terutama dalam menentukan pilihan. Saat ini kebanyakan caesar atau normal seperti dua opsi yang bisa dipilih padahal tindakan caesar dilakukan apabila proses normal membahayakan ibu dan janin. Selain itu juga dalam memilih tempat persalinan yang sebaiknya disurvey terlebih dahulu karena kenyamanan dan ketenangan bagi ibu yang mau melahirkan memang sangat penting karena perjuangannya bukan cuma fisik tapi juga mental dan hati.

14 respons untuk ‘Pengalaman Operasi Caesar (2)

  1. Rata-rata teman yang operasi caesar cerita hal yang sama Mba. Sakit setelahnya agak lama hilangnya. Rasa nyaman yang diberikan rumah sakit memang penting ya Mba Izza dan perjuangan seorang Ibu memang tak ada bandingnya.

Tinggalkan komentar